Kamis, 02 Mei 2013

Mau bergaya hidup organik dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari? Inilah langkah-langkahnya :


1. Menggunakan biji lerak (soapnut) untuk mencuci dan membersihkan lantai.
2. Mengusir nyamuk dengan menggunakan minyak pohon neem di ruangan, sedangkan di halaman dengan menanam tanaman zodia (Evodia suaveolens), sereh, dan geranium(Pelargonium graveolens) atau suren(Toona sureni).
3. Mengusir tikus dengan meletakkan kopi di jalur yang sering dilalui tikus.
4. Menanam jinten (Plectranthus amboinicus) atau nilam (Pogostemon cablin) untuk mengusir kecoa di dekat pipa udara tangki septik dan tempat sampah.
5. Mencuci gudang untuk sirkulasi udara di tempat penyimpanan.
6. Mengurangi bau kurang sedap dengan cengkeh, bubuk kayu manis, bunga lavender, atau bubuk kopi sebagai pengganti pengharum ruangan.
7. Memakai cuka, garam, dan jeruk nipis untuk membersihkan sayur, buah, peralatan rumah tangga, serta lemari es.
8. Menggunakan baking soda untuk membersihkan peralatan rumah tangga dan asam jawa serta belimbing wuluh untuk logam kuningan dan noda di kamar mandi.
9. Arang batok kelapa atau karbon untuk menyerap bau tidak sedap di kamar mandi yang lembap.
10. Menggunakan sabut pencuci yang ramah lingkungan, seperti sabut kelapa atau oyong (Luffa acutangula).
11. Menampung air bekas cucian beras dan tetesan AC untuk menyiram tanaman.
12. Sisa sayur, buah, dan ampas kopi serta teh untuk bahan kompos.
13. Apabila terpaksa menggunakan pencuci kimia, pilih produk pencuci yang rendah busa atau bebas fosfat, sesuaikan takaran sabun dengan cucian dan hemat air.
14. Memilih produk pakaian yang tidak menggunakan perlakuan khusus (misalnya dry clean).
15. Menanam pohon peneduh untuk menggantikan fungsi penyejuk udara.
16. Mengkonsumsi produk lokal dan sesuai dengan musim untuk mengurangi jejak karbon.

Sabtu, 27 April 2013

Stop Penularan Virus Galau



 apa yang paling gue benci berurusan dari orang galau adalah ucapannya, ya,  apa yang dia ucapkan kadang bikin gue gak nyaman. dengan ucapan negatif yang dia lontarkan banyak bikin gue mood gue berubah, dan gue percaya dari sikap dan ucapannya itu mempengaruhi gue, dan klo galau itu gue ibaratin penyakit ini berpotensi menular, ya jelas aja menular ucapan kan adalah salah satu pintu masuk komunikasi, oleh karena itu ketika ada yang memperdengarkan, ataupun melakukan hal-hal yang negatif, tentu saja akan terdoktrin di kepala, kemudian,  bisa saja kita melakukan sesuatu hal apapun dalam hidup dibawah sadar alias terbiasa melakukan yang negatif tadi. .

 dan alhasil kita berpikir, bertindak, berprilaku. bahkan berkarakter negatif sesuai dengan program yang kita instal atau kita tangkep, tak heran, jika orang galau mampu menularkan penyakit kegalauannya itu, tentu dengan berbekal ucapan hingga lingkungan saling mendukung, doktrin yang mereka ucapkan berkali-kali (repitisi) akan memprogram lingkunganya, baik yang mengucapkan maupun yang mendengarkan menjadi orang galau, oleh karena itu betapa menyebalkanya orang yang mengeluh dan berbicara kotor di jejaring sosial layaknya mengumpat di depan umum.

 seorang arif berkata "Tidaklah kulihat ketaqwaan lisan seseorang kecuali kulihat pengaruhnya pada semua anggota tubuh dan tingkah lakunya" naaaaah, jika anda tidak mau menularkan virus galau tersebut, berhentilah mengucapkan, mengekspresikan kegalauan yang anda rasakan